Perihal jatuh yang identik dengan rasa sakit.
Sekalipun ini tentang cinta. Jatuh tetap saja jatuh. Entah terluka ataupun
tidak, selalu ada perasaan tak mengenakan yang terasa ketika jatuh.
Ku pikir, orang yang paling kuat adalah orang
yang sedang jatuh cinta, karena dengan mengatasnamakan cinta setiap orang bisa
melakukan apapun. Ada seorang pengecut yang tak berani mengungkapkan cintanya
hingga harus pura-pura baik-baik saja ketika melihat orang yang dicintai
mencintai orang lain. Bukankah ini sakit? Tapi mereka tetap bertahan. Ataupun
seorang pejuang yang memprioritaskan perasaan tanpa memainkan logikanya demi
cinta hingga hal-hal yang tak masuk akal bisa terjadi. Terkadang memalukan
bukan? Tapi mereka melakukannya. Entahlah, aku tak berpihak kepada sang
pengecut ataupun sang pejuang. Yang ku pahami, tugas perempuan adalah menunggu.
Ah, memang tak adil ya. Setiap lelaki dapat
dengan mudah mengutarakan perasaannya kepada perempuan. Iya mudah bagi yang
berani. Sedangkan perempuan hanya mampu memberikan kode agar lelaki mengerti
perasaaanya, selebihnya hanya mampu memendam. perempuan yang rumit. Tetapi
begitulah adanya perempuan. Sudah seperti hukum alam, perempuan menunggu dan
lelaki mengejar. Atau ini hanya terjadi pada diriku saja? Bisa jadi seperti itu
dan aku yang terlalu mengeneralisasi kasus mengatas namakan seluruh perempuan.
0 komentar:
Posting Komentar