Teruntuk, lelaki
yang parasnya akan memenuhi pagi dan malamku ketika mataku terbuka dan hendak
terpejam.
Aku bukan
perempuan sempurna yang cantik dengan segala keelokan tubuh yang menggoda mata
lelaki.
Bukan juga
perempuan manis dengan kulit putih dan hidung mancung.
Lihatlah saja,
pipi tembenku yang menenggelamkan hidung yang pesek semakin terlihat pesek.
Dan bibirku yang
tak setipis perempuan cantik di luas sana.
Ku harap, cintamu
bisa menerima segala bentuk fisikku.
Teruntuk, lelaki
yang peluknya akan menentramkan kepanikanku.
Aku bukan
perempuan yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan tenang.
Air mata dan
kepanikan kerap kali hadir ketika aku beradu dengan masalah.
Ku harap, pelukmu
lah yang akan membersamaiku kala pikiranku kalut.
Teruntuk, lelaki
yang akan membangunkanku untuk bermunajat pada Illahi di sepertiga malam
terakhir.
Aku bukan
perempuan yang terlahir dari keluarga yang kental dengan agama.
Bacaan alqur-anku
tak selancar perempuan dengan hijab besar yang biasa di simbolkan sebagai istri
sholehah.
Ku harap,
agamamulah yang akan mengentalkan agama serta mendalamkan imanku.
Teruntuk, lelaki
yang tulang punggungnya akan menopang hidupku.
Aku bukan
perempuan yang terlahir dari keluarga kaya.
Pendidikanku saja
ku gantungkan pada beasiswa yang ditujukan untuk mahasisa yang kurang mampu.
Ku harap, kerja
kerasmu akan menyatukan kerja kerasku dalam menghidupi keluarga.
Teruntuk, lelaki
yang kelak menjadi motivatorku.
Aku bukan
perempuan dengan obsesi yang tinggi.
Kerap kali aku menyerahkan
diri pada hal-hal yang seharusnya ku perjuangkan.
Ku harap,
petuahmu yang akan menguatkanku ketika aku hendak terjatuh.
Dengan segala
keterbatasanku, mungkin harapku terlalu muluk.
Dengan segala
harapku, mungkin anganku terlalu liar.
Dengan segala
anganku, mungkin khayalku hanya mimpi belaka.
Dengan segala mimpiku, akan ku pantaskan diriku
hingga nyata ku temukan sosokmu yang kuimpikan.
0 komentar:
Posting Komentar